“The best
foundation you can wear is glowing healthy skin”
Masalahnya adalah tidak semua orang terlahir dengan
kulit yang sehat bersinar, termasuk saya. Thanks
God! karena ada sekumpulan orang pintar yang dengan jeniusnya menciptakan highlighter, sehingga siapapun bisa
mendapatkan kulit yang glowing dengan
satu kali pulas. And once more, Thanks
God! karena akhirnya saya bisa mencoba
highlighter yang sedang ramai dibicarakan di banyak forum dan blog
kecantikan, yakni The Balm Mary Lou Manizer.
Sebenarnya saya sudah lama ingin mencoba The Balm Mary
Lou Manizer, tapi selalu tertunda karena saya selalu berpikir apakah produk ini
worth to buy atau ngga. Setelah
beberapa lama menunda, akhirnya dua minggu yang lalu saya memutuskan untuk beli
produk ini. Ada beberapa online shop yang
menjual produk ini, tapi pilihan saya akhirnya jatuh ke @preorderbymimo. Kalau
masalah harga, sebenarnya harganya rata-rata sama, sekitar 250-300 ribu. Satu-
satunya alasan saya membeli dari online shop @preorderbymimo adalah karena
lokasinya di Surabaya, sama seperti domisili saya saat ini. Dari beberapa review yang pernah saya baca, highlighter dari The Balm ini packagingnya rapuh, jadi saya pun tidak
mau ambil resiko. Semakin pendek jarak yang harus ditempuh produk dari tempat seller ke tempat saya, pasti resiko
kerusakannya semakin kecil.
Saat sedang mencari produk highlighter, saya sempat bingung untuk memilih karena The Balm Mary
Lou Manizer sekarang juga hadir dalam bentuk palette. Dalam seri palette
ini, The Balm menyertakan dua varian manizer yang lain, yakni The Balm Cindy
Lou Manizer dan The Balm Betty Lou Manizer. Harga antara The Balm Mary Lou Manizer
versi single dan palette ini hanya selisih sedikit, tapi jumlah netto-nya selisih lumayan jauh. Untuk versi single, The Balm Mary Lou Manizer dikemas dalam ukuran 8,5 gram.
Sedangkan dalam versi palette, Mary
Lou, Cindy Lou, dan Betty Lou masing-masing punya ukuran 3 gram. Lagi-lagi
berdasarkan beberapa review dari para beauty
blogger dan juga dari forum Female Daily, saya pun memutuskan untuk membeli
yang versi single saja. Alasannya
adalah banyak yang menulis kalau The Balm Cindy Lou Manizer lebih cocok untuk
orang yang berkulit fair. Sementara
itu The Balm Betty Lou Manizer disebut-sebut ngga bagus karena glitter yang ada di dalamnya too much untuk sebuah bronzer.
Setelah mencoba memakai The Balm Mary Lou Manizer, pendapat
saya cuma WOW! Saya suka sekali dengan produk ini. The Balm Mary Lou Manizer
adalah produk yang perfect untuk
membuat wajah jadi terlihat glowy-glowy
sehat. Ketika saya melihat produk saat masih ada di wadahnya, highlighter ini punya warna yang kelihatannya
gelap banget. Tetapi setelah diaplikasikan ke wajah, ternyata warnanya pas sekali
untuk kulit saya. Ngga terlalu kuning dan gelap seperti kelihatannya.
Pertama kali coba, saya mengaplikasikan The Balm Mary
Lou Manizer di atas tulang pipi, di bagian tengah hidung dan di dahi. Sesaat
setelah dipakai sih kelihatannya oke, tapi menjelang siang, jidat dan hidung
jadi terlihat kusam karena minyak alami wajah terlihat makin over setelah
tercampur dengan efek glowy dari The Balm Mary Lou Manizer. Hal ini sebenarnya
ngga akan jadi masalah besar kalau kamu rajin touch up makeup dengan face paper dan bedak. Tapi sayangnya
saya bukan tipe orang yang seperti itu, saya lebih suka memoles makeup setelah mandi saja, jarang sekali
saya touch up makeup di kantor atau
dimana pun.
Before - after memakai The Balm Mary Lou Manizer. Kelihatan kan pipi dan ujung hidung saya jadi lebih berkilau setelah memakai highlighter ini? |
Sebagai solusinya, saya akhirnya memutuskan untuk
memakai The Balm Mary Lou Manizer ini hanya di bagian atas tulang pipi dan
sedikit saja di tulang hidung. Saya sama sekali tidak memakai The Balm Mary Lou
Manizer ini di dahi maupun bagian-bagian wajah lainnya. Sebenarnya, efek dewy yang muncul ketika kulit kita
berminyak akan membuat The Balm Mary Lou Manizer di kulit kita jadi terlihat
makin alami dan cantik. Hal ini saya rasakan ketika minyak alami di bagian pipi
saya mulai muncul menjelang sore hari. Tapi entah mengapa, efek ini tidak
berlaku di dahi saya. Kulit wajah saya justru terlihat kusam ketika efek dewy ini muncul.
Kulit wajah saya sebenarnya kering, tapi T zone saya kadang-kadang berminyak,
kadang-kadang normal. Hmm agak rumit ya kondisi kulit saya ini. Pokoknya saya
sih sering merasa kalau bagian T zone saya
memang agak labil, tergantung kondisi cuaca dan suhu. Nah ketika mencoba The
Balm Mary Lou Manizer ini, sepertinya T
zone saya sedang dalam kondisi yang berminyak, mengingat Surabaya masih
saja mengalami musim kemarau di tengah kondisi kota lain yang sudah mulai
banjir.
Lalu apakah The Balm Mary Lou Manizer ini ngga ada
kejelekannya sama sekali?
Hmm agak sulit sih mencari kejelekan dari produk
ini. Kalau untuk wajah saya sih, kejelekannya ya itu tadi, bagian dahi saya
jadi kelihatan kusam setelah menjelang tengah hari. Oya satu lagi, saya punya
pori-pori wajah yang lumayan besar. Ketika memakai The Balm Mary Lou Manizer,
kulit wajah akan semakin ter-highlight
sehingga mau tidak mau pori-pori besar ini pun akan semakin terekspos. Tapi
saya rasa itu lebih cocok disebut sebagai kelemahan kulit saya ya, bukan
termasuk dalam kejelekan dari produk The Balm Mary Lou Manizer.
Jadi kesimpulan dari saya sih, The Balm Mary Lou
Manizer ini cocok dipakai oleh orang dengan berbagai skintone dan undertone untuk
kesan kulit yang lebih sehat bersinar karena warnanya sangat netral sehingga
bisa pas untuk segala warna kulit. Sayangnya saya rasa The Balm Mary Lou
Manizer agar kurang cocok untuk orang yang jenis kulitnya super oily karena bisa membuat kulit wajah jadi terlihat lebih
berminyak dan kusam. Tapi bukan berarti orang yang kulitnya berminyak tidak
bisa memakai produk ini ya, hanya saja orang yang kulitnya berminyak harus
lebih rajin untuk touch up supaya makeupnya tetap bisa maksimal. Untuk yang
punya pori-pori besar seperti saya, highlighter
seperti The Balm Mary Lou Manizer ini bisa membuat pori-pori jadi makin
terlihat. Tapi kalau kamu pede dan ngga masalah sama hal tersebut, just go a head!
0 comments:
Post a Comment