Saturday, January 16, 2016

REVIEW THE BALM MARY LOU MANIZER


The best foundation you can wear is glowing healthy skin

Masalahnya adalah tidak semua orang terlahir dengan kulit yang sehat bersinar, termasuk saya. Thanks God! karena ada sekumpulan orang pintar yang dengan jeniusnya menciptakan highlighter, sehingga siapapun bisa mendapatkan kulit yang glowing dengan satu kali pulas. And once more, Thanks God! karena akhirnya saya bisa mencoba highlighter yang sedang ramai dibicarakan di banyak forum dan blog kecantikan, yakni The Balm Mary Lou Manizer.

Sebenarnya saya sudah lama ingin mencoba The Balm Mary Lou Manizer, tapi selalu tertunda karena saya selalu berpikir apakah produk ini worth to buy atau ngga. Setelah beberapa lama menunda, akhirnya dua minggu yang lalu saya memutuskan untuk beli produk ini. Ada beberapa online shop yang menjual produk ini, tapi pilihan saya akhirnya jatuh ke @preorderbymimo. Kalau masalah harga, sebenarnya harganya rata-rata sama, sekitar 250-300 ribu. Satu- satunya alasan saya membeli dari online shop @preorderbymimo adalah karena lokasinya di Surabaya, sama seperti domisili saya saat ini. Dari beberapa review yang pernah saya baca, highlighter dari The Balm ini packagingnya rapuh, jadi saya pun tidak mau ambil resiko. Semakin pendek jarak yang harus ditempuh produk dari tempat seller ke tempat saya, pasti resiko kerusakannya semakin kecil.
 
sumber: www.instagram.com/preorderbymimo
Saat sedang mencari produk highlighter, saya sempat bingung untuk memilih karena The Balm Mary Lou Manizer sekarang juga hadir dalam bentuk palette. Dalam seri palette ini, The Balm menyertakan dua varian manizer yang lain, yakni The Balm Cindy Lou Manizer dan The Balm Betty Lou Manizer. Harga antara The Balm Mary Lou Manizer versi single dan palette ini hanya selisih sedikit, tapi jumlah netto-nya selisih lumayan jauh. Untuk versi single, The Balm Mary Lou Manizer dikemas dalam ukuran 8,5 gram. Sedangkan dalam versi palette, Mary Lou, Cindy Lou, dan Betty Lou masing-masing punya ukuran 3 gram. Lagi-lagi berdasarkan beberapa review dari para beauty blogger dan juga dari forum Female Daily, saya pun memutuskan untuk membeli yang versi single saja. Alasannya adalah banyak yang menulis kalau The Balm Cindy Lou Manizer lebih cocok untuk orang yang berkulit fair. Sementara itu The Balm Betty Lou Manizer disebut-sebut ngga bagus karena glitter yang ada di dalamnya too much untuk sebuah bronzer.

Setelah mencoba memakai The Balm Mary Lou Manizer, pendapat saya cuma WOW! Saya suka sekali dengan produk ini. The Balm Mary Lou Manizer adalah produk yang perfect untuk membuat wajah jadi terlihat glowy-glowy sehat. Ketika saya melihat produk saat masih ada di wadahnya, highlighter ini punya warna yang kelihatannya gelap banget. Tetapi setelah diaplikasikan ke wajah, ternyata warnanya pas sekali untuk kulit saya. Ngga terlalu kuning dan gelap seperti kelihatannya.

Pertama kali coba, saya mengaplikasikan The Balm Mary Lou Manizer di atas tulang pipi, di bagian tengah hidung dan di dahi. Sesaat setelah dipakai sih kelihatannya oke, tapi menjelang siang, jidat dan hidung jadi terlihat kusam karena minyak alami wajah terlihat makin over setelah tercampur dengan efek glowy dari The Balm Mary Lou Manizer. Hal ini sebenarnya ngga akan jadi masalah besar kalau kamu rajin touch up makeup dengan face paper dan bedak. Tapi sayangnya saya bukan tipe orang yang seperti itu, saya lebih suka memoles makeup setelah mandi saja, jarang sekali saya touch up makeup di kantor atau dimana pun.
Before - after memakai The Balm Mary Lou Manizer. Kelihatan kan pipi dan ujung hidung saya jadi lebih berkilau setelah memakai highlighter ini?

Sebagai solusinya, saya akhirnya memutuskan untuk memakai The Balm Mary Lou Manizer ini hanya di bagian atas tulang pipi dan sedikit saja di tulang hidung. Saya sama sekali tidak memakai The Balm Mary Lou Manizer ini di dahi maupun bagian-bagian wajah lainnya. Sebenarnya, efek dewy yang muncul ketika kulit kita berminyak akan membuat The Balm Mary Lou Manizer di kulit kita jadi terlihat makin alami dan cantik. Hal ini saya rasakan ketika minyak alami di bagian pipi saya mulai muncul menjelang sore hari. Tapi entah mengapa, efek ini tidak berlaku di dahi saya. Kulit wajah saya justru terlihat kusam ketika efek dewy ini muncul.

Kulit wajah saya sebenarnya kering, tapi T zone saya kadang-kadang berminyak, kadang-kadang normal. Hmm agak rumit ya kondisi kulit saya ini. Pokoknya saya sih sering merasa kalau bagian T zone saya memang agak labil, tergantung kondisi cuaca dan suhu. Nah ketika mencoba The Balm Mary Lou Manizer ini, sepertinya T zone saya sedang dalam kondisi yang berminyak, mengingat Surabaya masih saja mengalami musim kemarau di tengah kondisi kota lain yang sudah mulai banjir.

Lalu apakah The Balm Mary Lou Manizer ini ngga ada kejelekannya sama sekali?

Hmm agak sulit sih mencari kejelekan dari produk ini. Kalau untuk wajah saya sih, kejelekannya ya itu tadi, bagian dahi saya jadi kelihatan kusam setelah menjelang tengah hari. Oya satu lagi, saya punya pori-pori wajah yang lumayan besar. Ketika memakai The Balm Mary Lou Manizer, kulit wajah akan semakin ter-highlight sehingga mau tidak mau pori-pori besar ini pun akan semakin terekspos. Tapi saya rasa itu lebih cocok disebut sebagai kelemahan kulit saya ya, bukan termasuk dalam kejelekan dari produk The Balm Mary Lou Manizer.

Jadi kesimpulan dari saya sih, The Balm Mary Lou Manizer ini cocok dipakai oleh orang dengan berbagai skintone dan undertone untuk kesan kulit yang lebih sehat bersinar karena warnanya sangat netral sehingga bisa pas untuk segala warna kulit. Sayangnya saya rasa The Balm Mary Lou Manizer agar kurang cocok untuk orang yang jenis kulitnya super oily karena bisa membuat kulit wajah jadi terlihat lebih berminyak dan kusam. Tapi bukan berarti orang yang kulitnya berminyak tidak bisa memakai produk ini ya, hanya saja orang yang kulitnya berminyak harus lebih rajin untuk touch up supaya makeupnya tetap bisa maksimal. Untuk yang punya pori-pori besar seperti saya, highlighter seperti The Balm Mary Lou Manizer ini bisa membuat pori-pori jadi makin terlihat. Tapi kalau kamu pede dan ngga masalah sama hal tersebut, just go a head!




Monday, January 11, 2016

THE FAIRYTALE OF LIFE


“Mau aku ceritain dongeng ngga?”

Pacar saya tiba-tiba bertanya di sela-sela obrolan malam kami. Seperti yang sudah-sudah, dongeng yang dimaksud biasanya berkisaran pada jokes-jokes lawas yang level lucunya segitu-gitu saja. Jadi saya pun sudah mulai menyiapkan diri untuk mendengarkan dia bercerita, agar ketika ceritanya sudah sampai ending, saya tidak menjadi terlalu speechless.

Lalu mulailah dia bercerita.

Jadi di suatu tempat ada sekolah yang hanya memiliki tiga kelas, nama sekolah ini  adalah KEHIDUPAN. Tiga kelas yang ada di Sekolah Kehidupan ini punya nama masing-masing. Kelas pertama namanya PERGAULAN, kelas kedua KEDEWASAAN, dan kelas ketiga adalah HUBUNGAN. Di kelas hubungan ini, muridnya paling sedikit, cuma ada lima orang aja. Murid pertama itu orangnya paling malu-malu, namanya Rindu. Murid kedua itu pokoknya yang paling jutek dan cuek, namanya Benci. Terus yang ketiga itu adalah murid yang selalu peduli dan mau membantu orang lain, namanya adalah Kasih. Nah yang keempat ini orangnya selalu setia, namanya  Sayang. Terus yang terakhir adalah murid yang paling perfect, dia pintar, baik hati, setia, penuh perhatian juga, namanya adalah Cinta.

Suatu hari, seorang guru mengajar di kelas hubungan, lalu dia panggil nama muridnya satu per satu.

“Rindu?” tanya sang guru.
“Rindu hadir Bu,”

“Benci?”
“Benci juga hadir Bu,” jawab Benci.

“Kasih?”
“Kasih tidak hadir Bu,” jawab Rindu.
“Lho dia kemana?” tanya sang guru lagi.
“Tidak tahu Bu,”

“Oke, lalu Sayang?”
“Sayang tidak hadir juga Bu,”
“Wah ada yang tahu Sayang kemana?”
“Tidak tahu Bu,”

“Cinta? Cinta hadir kan?” tanya sang guru.
“Cinta tidak hadir Bu,” ujar Benci.
“Cinta juga tidak hadir? Ada yang tahu kenapa Cinta tidak hadir?” tanya sang guru lagi.

“Cinta tidak akan hadir kalau tidak ada kasih dan sayang Bu,” jawab Rindu.

“Hmm begitu ya. Kalau begitu kelas ini tidak bisa kita mulai anak-anak,”

“Lho kok gitu Bu?”

“Iya anak-anak, kelas ini tidak bisa kita mulai karena hubungan tidak akan bisa dimulai jika di situ tidak ada kasih, sayang, dan yang paling penting cinta,” ujar sang guru mengakhiri kelas hari itu.

Saya speechless.
Kali ini dongengnya ternyata tidak garing. Entah ia sadar atau tidak, tapi dongeng yang dia ceritakan kali ini benar-benar mendalam. Selesai dia bercerita, saya tidak sanggup berkata apa-apa, jadi saya hanya diam sambil memeluknya.

"Kenapa?" tanya pacar saya.

"I love you," hanya itu jawaban yang bisa keluar dari mulut saya.

Wednesday, January 6, 2016

REVIEW HAIR AND ME, HAIR SPA FOR DAILY USE




Rambut adalah mahkota wanita.

Sepertinya sudah lama sekali saya tidak pernah mendengar kata-kata ini lagi. Padahal waktu zaman SD dulu, kalimat ini sempat booming banget. Rambut memang salah satu bagian tubuh yang akan sangat memengaruhi penampilan kita. Kalau salah potong poni aja, maka keseluruhan tampilan kita pasti akan terkesan aneh. Nah karena hal itulah, maka rambut harus banget untuk dirawat.

Dalam merawat rambut, sebenarnya saya tidak pernah terlalu ribet. Dulu sih, saya cukup pakai shampoo dan conditioner setiap keramas. Hasilnya rambut saya tetap sehat dan gampang diatur setiap hari. Tapiiiiiii, semenjak saya mewarnai rambut di zaman kuliah semester satu dulu, rasa-rasanya rambut saya jadi mulai “bandel”. Rambut saya adalah tipe rambut yang kering, hanya saja kulit kepala saya cenderung mudah berminyak. Kondisi ini cukup membuat saya dilema. Kalau saya keseringan keramas, batang rambut saya akan semakin kering. Tapi kalau saya mengurangi intensitas keramas, pasti kulit kepala saya rasanya tidak nyaman sekali. Well, ternyata ego kenyamanan saya yang menang. Sudah sejak dua tahun ini saya selalu keramas setiap mandi.

Iya, setiap mandi. Artinya, saya selalu keramas dua kali sehari.

Selama ini saya tahu kok kalau keramas setiap hari itu ngga bagus buat rambut. Efeknya tidak lain tidak bukan ya itu tadi, rambut pasti akan jadi sangat kering. Untuk mengatasinya, saya selalu memilih shampoo yang ringan untuk dipakai setiap hari. 

Akhir tahun 2015 ini, saya memutuskan untuk mulai mewarnai rambut saya lagi. Tujuannya karena saya ingin punya semangat baru menghadapi tahun 2016, salah satu caranya adalah dengan memperbaharui penampilan. Lagi-lagi saya sadar kalau pilihan saya ini pasti akan berefek buruk untuk rambut saya. Konsekuensinya, saya harus bisa merawat rambut saya dengan kualitas dan kuantitas yang lebih lagi.

Untuk melengkapi perawatan rambut sehari-hari, saya saat ini sedang coba memakai hair spa dari HAIR and ME. Awalnya saya tertarik beli HAIR and ME karena kemasannya lucu banget, berbentuk jar dengan tutup kain batik. Warna produknya pun menarik, karena didominasi dengan warna-warna cerah. Setelah membaca beberapa review di internet, ternyata produk ini banyak direview secara positif. Akhirnya, tanpa ragu saya pun memutuskan untuk membeli HAIR and ME ketika ada bazaar di kantor saya.

TUJUH VARIAN HAIR AND ME (PHOTO BY: KOKO)


HAIR and ME memiliki lima varian hair spa.

Strawberry: Untuk rambut yang diwarna/ catok/ smoothing
Ginseng: Untuk rambut rontok, patah-patah, dan batang rambut rapuh
Chocolate: Untuk mengontrol kadar minyak pada rambut
Blue Yogurt: Untuk rambut yang bercabang dan berketombe
Candleberry: Untuk rambut hitam kusam supaya lebih berkilau
Honey: Untuk rambut rontok dan tipis
Avocado: Untuk rambut rontok dan kering

Sempat bingung sih mau memilih varian yang mana, tapi akhirnya saya memilih untuk mencoba varian Honey dan Avocado. Lho kenapa pilih dua produk sekaligus? Sebenarnya yang saya butuhkan cuma satu yaitu yang varian Avocado. Karena seperti yang sudah saya sampaikan tadi, rambut saya tuh kering banget. Tapi saya sengaja beli HAIR and ME varian Honey untuk pacar saya, karena rambut dia tipis banget dan tentu saja karena saya sayang sama dia hahaha.

CARA MENGGUNAKAN DAN CARA MENYIMPAN HAIR AND ME (PHOTO BY: KOKO)


Dalam kemasan jar HAIR and ME tertulis kalau produk ini adalah hair spa for daily use, artinya produk ini bisa untuk dipakai setiap hari. Dalam pamfletnya pun ditulis kalau produk ini bisa dipakai 1-3 hari sekali. Tetapi ketika saya mencoba memakai produk ini selama tiga hari berturut-turut, ternyata kulit kepala saya ngga kuat. Rasanya bahan-bahan dalam hair spa ini menempel terlalu sering di kulit kepala saya, sehingga kulit kepala saya terasa gatal dan rambut saya jadi lepek. Akhirnya saya mencoba untuk memakai HAIR and ME setiap dua kali seminggu dan voilaaa rasa gatalnya tidak pernah muncul lagi.

HAIR and ME yang saya coba pertama kali adalah yang varian Avocado. Saya biasanya memakai produk ini saat mandi. Pertama, saya keramas, lalu saya mengaplikasikan HAIR and ME ke kulit kepala dan batang rambut saya sambil dipijat-pijat lembut. Setelah itu, saya akan menutup rambut dengan shower cap dan melakukan rutinitas mandi seperti biasa. Nah, setelah semua rutinitas mandi selesai dilakukan, barulah saya membuka shower cap dan membilas bersih rambut saya.

Setelah memakai HAIR and ME Avocado, efek lembut langsung terasa di rambut saya. Rambut juga jadi wangi. Aroma dari varian ini enak deh, wanginya lembut. Sayangnya, meskipun sudah sebulan memakai produk ini, tapi saya belum merasakan efek melembabkan dari produk ini. Rambut saya masih saja kering.

Nah setelah mencoba varian Avocado untuk diri sendiri, saya pun kemudian mencoba memakaikan HAIR and ME varian Honey ke pacar saya. Kalau saya memakai HAIR and ME saat mandi, kalau untuk pacar saya caranya sedikit berbeda. Pacar saya biasanya akan saya “paksa” untuk keramas sebelum treatment. Setelah selesai keramas, saya akan memakaikan HAIR and ME Honey ke kulit kepala dan rambutnya sambil dipijat-pijat lembut. Sambil menunggu produk meresap, saya akan menutup kepalanya dengan shower cap dan membiarkan dia menonton tv selama lebih kurang 20 menit.

Produk HAIR and ME Honey ini aromanya lebih kuat dari varian Avocado. Aromanya enak sih sebenarnya, just not my type. Kalau disuruh memilih sih saya lebih suka dengan aroma yang Avocado.

Pacar saya baru dua kali memakai HAIR and ME dalam sebulan ini, jadi bisa dipastikan hasilnya belum akan terasa. So far sih rambutnya masih rontok dan masih tipis. Tapi mulai sekarang saya akan paksa dia untuk lebih sering lagi treatment dengan HAIR and ME ini, semoga saja kalau lebih rutin pemakaiannya maka hasilnya akan lebih bagus ya.